BUDIDAYA KUNYIT |
---|
Penyiapan Benih
1. | Benih yang digunakan merupakan benih bermutu atau bersertifikat. Kunyit dapat dikembangbiakan dari rimpang induk dan rimpang anakan. Rimpang yang akan digunakan sebagai benih memiliki ciri-ciri: sehat, berumur 9 - 10 bulan, bila rimpang dipatahkan akan terlihat banyak serat, kulit rimpang tidak kisut, tidak mudah terkelupas, warna mengkilat dan bernas. Jika menggunakan anak rimpang mempunyai bobot antara 15-20 gram atau jika menggunakan rimpang induk maka dapat dibagi empat bagian (satu rimpang induk dibelah 4 membujur), memiliki berat antara 20 – 30 gram, panjang 3 – 7 cm. Untuk benih induk sebaiknya menggunakan rimpang yang seragam. |
2. | Benih disemaikan di atas alas jerami berlapis (3-5 lapis) agar rimpang yang akan digunakan sebagai benih cepat bertunas. Setelah 3 – 8 minggu di persemaian, tunas pada rimpang mulai tumbuh. Setiap potongan benih rimpang sebaiknya terdiri dari 2 – 3 tunas. |
3. | Benih yang sudah dipotong ditaburi dengan abu dapur atau diolesi dengan vaselin agar luka bekas potongan tidak ditumbuhi jamur. Benih siap ditanam di lahan setelah luka bekas potongan mengering dan tunas sudah tumbuh. |
Kebutuhan benih | : 1.000 – 1.500 kg/ha untuk rimpang induk |
Populasi | : 40.000 tanaman/ha |
Potensi hasil | : 25 ton/ha (segar) |
Pengolahan Lahan dan Pemupukan
1. | Pada saat pengolahan lahan diberikan pupuk dasar (pupuk kandang) sebanyak 1 – 2 kg per lubang tanam dan dibiarkan 1-2 minggu. |
2. | Bila diperlukan pupuk anorganik (Urea, SP-36, dan KCl) dapat diberikan dengan prinsip LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) dengan dosis masing-masing 100-200 kg/ ha. SP-36 dan KCl diberikan pada waktu tanam sedangkan urea diberikan dalam 3 agihan (1,2 dan 3 Bulan Setelah Tanam (BST)). |
Penanaman
Penamanan dilakukan pada awal musim hujan, sesuai dengan jarak tanam dengan kedalaman tanam sekitar 5-7 cm. Benih diletakkan dengan hati-hati ke dalam lubang tanam dengan posisi rebah dan tunas menghadap ke atas, kemudian tanah di sekitar benih agak dipadatkan, agar benih kokoh, lalu benih ditimbun dengan tanah.
Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan sampai umur 1,5 BST dengan memakai benih cadangan yang telah diseleksi dan disemaikan.
Kunyit termasuk tanaman yang tidak menyukai tempat yang tergenang. Masa kritis kebutuhan air bagi tanaman kunyit sampai pada tahap pertumbuhan vegetative optimum (6 bulan setelah tanam)
Penyiangan dilakukan dengan cara membuang gulma dengan hati-hati sampai umur 6 bulan setelah tanam.
Panen
Rimpang kunyit dipanen apabila semua daun dan batang sudah menguning dan mengering (sanesen), umumnya terjadi pada umur tanaman lebih dari 9 bulan. Panen dilakukan dengan menggarpu tanah untuk mengangkat rimpang tanaman secara keseluruhan, setelah itu tanah dan akar yang menempel dibersihkan.
Pascapanen
Untuk kebutuhan konsumsi, rimpang yang sudah dipanen dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian ditiriskan dan dikering anginkan, lalu masukkan kedalam karung dan disimpan. Untuk pembuatan simplisia rimpang dicuci bersih, ditiriskan kemudian diiris membujur dengan ketebalan 2-5 mm , dijemur dibawah sinar matahari yang telah dialasi dengan tikar bambu yang bersih dan ditutup kain hitam sampai kadar air 9-10% atau dikeringkan dengan oven dengan suhu 40-60oC. Simplisia yang telah kering dikemas dalam wadah kedap udara. Wadah atau kemasan yang digunakan sebaiknya bersifat inert, artinya tidak mudah beraksi dengan bahan lain; tidak beracun; mampu melindungi simplisia dari penguapan aktif; pengaruh cahaya, oksigen, uap air, cemaran mikroba, kotoran, dan serangga. Kemasan diberi label yang berisi informasi nama bahan, tanggal produksi, tempat produksi dan berat bersih. Simplisia yang sudah dikemas disimpan di ruang penyimpanan yang bersih, sejuk (suhu ruang 10-15oC) dan kering. Untuk keperluan benih, rimpang yang telah dibersihkan dimasukan dalam karung jala, atau disusun di atas rak/para-para, di ruang penyimpanan yang sejuk, ventilasi, tidak bocor, penerangan cukup, tidak kena sinar matahari langsung, dan bebas dari hama gudang.
(FHI 2008)